Monday, March 26, 2012

Senandung Suara Azan




Suatu sore pada sebuah vila di Bogor, aku berbincang singkat dengan seorang teman kantor yang banyak tahu tentang ilmu agama. Saat itu sedang turun hujan, dia yang duduk di sampingku mengatakan bahwa saat hujan adalah salah satu waktu yang baik untuk berdoa, karena saat itu Allah sedang menurunkan rahmat-Nya.

“Aku dengar waktu azan juga salah satu waktu yang baik untuk berdoa”, tambahku.

“Saat azan sebaiknya kita juga mengulangi kalimat per kalimat yang diserukan oleh muazin. Kecuali saat muazin mengucapkan hayya 'alash sholaah dan hayya 'alal falaah, ucapkan laa haula wala quwwata illa billah.

Ucapannya kuingat lekat-lekat. Jangankan mengulangi seruan muazin, selama ini malah sering mengabaikan azan. Seperti kebanyakan orang yang sibuk menonton TV atau terus mengobrol serius dengan teman saat para muazin melantunkan dengan merdunya panggilan sholat. Dan temanku itu juga benar, selain karena memang yang dia ucapkan itu mengutip pada salah satu hadits shahih Bukhari, tapi juga masuk akal karena dengan mengulangi seruan muazin berarti juga mendengarkan azan dengan lebih fokus.

Belakangan aku juga sadar, bahwa melalui azan Allah juga memberikan kekuatan.

Ketika Allah Memanggil

Senin pagi kemarin aku terbangun di sepertiga malam. Sayangnya sedang berhalangan sholat, dan udara yang sangat panas membuat mata sulit terpejam kembali. Akhirnya setelah keluar kamar dan mengambil minum, kubuka laptop dan menyibukkan diri dengan browsing internet. Saat itu aku sedang tidak bersemangat menulis karena jiwa sedang terasa kosong. Sudah lebih dari sebulan ternyata, tidak ada satu tulisan pun yang selesai karena sibuk dengan berbagai kegiatan dan juga masalah pribadi.

Akhirnya waktu dua jam kuhabiskan dengan menonton streaming dua episode drama Korea. Cukup menghibur, tapi rasanya telah membuang waktu yang seharusnya sangat baik untuk beribadah. Aku sangat butuh pertolongan Allah, dan saat itu sedang tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan.

Saat itu suara azan subuh mulai bergema bersahut-sahutan. Satu suara di hati mengatakan untuk terus menonton, dan satu suara lagi mengatakan “hentikan dulu, dengarkanlah Allah sedang memanggil”.

Kuheningkan pikiran, melepas headset dan pindah duduk di sudut lantai tempat biasa aku sholat.

Allahu Akbar.. Allahu Akbar
Allah Yang Maha Besar

Asyhadu An Laa Ilaaha Illallah
Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah

Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah
Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad Saw adalah utusan Allah

Terus kuikuti kalimat per kalimat sampai pada Hayya 'Alal Falaah… Marilah meraih kemenangan. Kujawab dengan Laa haula wala quwwata illa billah, tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.

Seketika itu juga air mataku menetes, ini adalah jawaban atas semua ketidaktenanganku. Jangan menyerah pada keadaan, Allah telah mengajak meraih kemenangan. Bibirku bergerak menggumamkan sendiri jawaban untuk seruan Allah, semua tidak akan terjadi tanpa pertolongan Allah.

Terima kasih Allah, untuk senandung panggilan-Mu yang indah.

Setelah muazin menutup azan kuucapkan: Laillahaillallah, Tiada Tuhan Selain Allah.