Thursday, March 17, 2011

Hidden Motivation


Semalam Ust. Bachtiar Nasir meminta kami membuat kalimat motivasi dalam waktu 5 menit. Ikhwan membuat kalimat tentang leadership, dan kami para akhwat tentang... Menikah.

Dan kami diminta secara sukarela membacakannya tanpa ditunjuk. Well.. dalam waktu singkat aku membuat 5 kalimat, tapi gak  punya cukup keberanian untuk mengajukan diri. Hampir sih, tapi keduluan. Sampai akhirnya sambil menutup pertemuan beliau berkata, "Berbicaralah... Maka saya bisa melihat siapa kamu".

Penyesalannya masih terasa sampai sekarang. Bukan hanya karena tidak berhasil mengatasi rasa malu untuk berbicara, tapi juga karena dari semua kalimat motivasi yang dibacakan teman-teman, ada satu kalimat yang membuatku sadar bahwa ternyata aku punya motivasi yang berbeda dari kebanyakan orang:
"Aku ingin menikah, karena aku ingin melaksanakan kodratku sebagai perempuan. Tunduk pada sang imam, seberapapun orang memandangku tinggi."
Apakah motivasi ini perlu dikoreksi, aku harus mencari tahu. Karena itu di lain waktu aku harus berani berbicara.

Wednesday, March 16, 2011

Just Want to Believe in a Happy Ending


Hari ini aku mengantuk sekali di kantor. Tiga hari belakangan tidur terlalu larut, semalam baru beranjak ke kasur hampir jam 1 pagi. Penyebabnya konyol: menonton drama Korea.

Korea... Korea... Korea... semua teman-teman kayanya sudah hapal dengan celotehanku tentang Korea yang selalu kuucap dengan raut muka riang dan pandangan mata berbinar. Yup, it’s part of my dream.. Go travelling to South Korea. Dan kalau ada yang tanya alasannya, sederhana sekali: cuma karena hobby nonton film Korea.

Gak terhitung jumlah film dan drama Korea yang sudah aku tonton sampai tuntas, mulai dari yang mellow sampai yang ceritanya membuat penonton tertawa terpingkal-pingkal. Kadang ceritanya gak masuk akal, tapi tetap bisa membuat penonton terbawa emosi. Yah.. mungkin ini semacam pelarian dari buruknya kualitas sinetron produksi tanah air, yang biasanya menyuguhkan tontonan beratus episode dengan tokoh yang suka melotot, bersungut-sungut, berkacak pinggang, penuh deraian air mata, dan ceritanya... nyaris tidak pernah bahagia (atau begitu bahagia biasanya langsung sedih lagi karena terkena bencana). Itulah kenapa aku beralih ke drama Korea, jalan ceritanya selalu mengikuti keinginan penonton dan membawa pikiran melalang buana ke alam mimpi: “I wish it was me…”  Dan rasanya aku ikut ke dalam suasana jatuh cinta.

Bukan berarti semua film Korea itu “perfect”, minggu lalu aku kecewa berat dengan satu film baru. Alur ceritanya menarik, pemainnya berkualitas, benar-benar para penyanyi dan dancers professional. Aku ikuti sebanyak 14 episode yang menyenangkan sampai pada 2 episode terakhir ending ceritanya benar-benar dimanuver. Mendadak si tokoh utama menjatuhkan pilihan pada lelaki yang sepertinya gak ada chemistry-nya, dan ada satu tokoh wanita yang paling aku suka, dia sudah mati-matian berdiet dan menjadi cantik tapi di akhir cerita menjadi gemuk lagi. Rasanya marah sekali, masih keingetan terus sampai 2 hari. Ini karena scriptwriter-nya yang jelek, atau, lebih tepatnya karena sejak awal aku sudah berekspektasi tinggi.

Tapi itulah seninya menonton film/ drama Korea, semua yang penonton mau dituangkan di dalam cerita. Tokoh yang tampan/ cantik (biarpun dalam cerita dia dibilang jelek), typical tokoh pria yang cool dan perhatian, tokoh wanita yang biasanya lucu dan ceroboh tapi selalu bisa mendapatkan tokoh lelaki yang cenderung mendekati sempurna, berbagai kejutan romantis, dan yang paling menyenangkan adalah.. seberapa pun berat masalah yang mereka hadapi, akan selalu ada happy ending.

Mencari happy ending, itu intinya. Selama beberapa jam kemarin aku habiskan untuk mencari sinopsis episode terakhir drama seri Korea yang sedang aku tonton. Antusias sekali mencari tahu apakah ending-nya akan sesuai dengan keinginan atau tidak. Awalnya cuma mau tahu ending-nya, tapi lama kelamaan bablas ke 6 episode terakhir. Karena aku gak mau kecewa seperti pada ending cerita di film sebelumnya, makanya aku berusaha mencari tahu.

Maksudku disini bukan mau berpanjang lebar membahas tentang film Korea, tapi film-film itu yang mengantarkan pada kesimpulan tentang keinginan manusia pada akhir yang bahagia. Ini dia kenapa aku tidak pernah bosan menonton film yang bersambung hingga 16 episode, kalau hari libur mungkin bisa sampai begadang. Karena dalam setiap episode selalu terselip sesuatu yang membahagiakan, para pembuat film disana sepertinya tidak suka membuat penonton bersedih terlalu lama. Kalau harus sedih pasti ada alasan yang “benar”, bukan seperti sinetron Indonesia yang cenderung mempertontonkan kesedihan berlarut-larut dan tokoh wanita yang cenderung rapuh. Dan akhir cerita biasanya ditutup dengan happy ending yang penonton rasakan "sempurna".

Begitu juga hidup, semua manusia pasti punya happy ending-nya masing-masing. Allah adalah Sang Sutradara. Setiap cerita Dia rancang dengan sempurna, hanya manusia harus sabar menjalani setiap episode yang berliku-liku sebagai proses menuju pendewasaan demi menerima akhir yang bahagia. Happy ending itu akan ada kalau setiap masalah bisa dilewati dan terselesaikan bukan? Atau kalau memilih menyerah.. persis seperti di film, ending-nya akan menggantung dan membuat tidak puas.

Hidup itu seru, hidup itu berwarna-warni. Aku sedang menjalani ceritaku sendiri, dan setiap scene kehidupan harus bisa aku lewati dengan sikap optimis. Karena layaknya sedang berada dalam dunia film, aku juga mau melewati semuanya dengan bahagia. Percayalah.. pada setiap takdir manusia yang beriman pada kuasa Tuhannya, insya Allah akan selalu ada happy ending di ujung cerita.

Dan dalam hati terus kuteriakkan: I do believe in a happy ending!

Saturday, March 5, 2011

Cinta Itu...


Sejuk udara pagi yang kuhirup,
Hijau dedaunan yang menyegarkan mata,
Kicauan burung yang bersahut-sahutan di pagi hari nan cerah,
Kilauan cahaya mentari yang menerpa wajah, hangatnya merasuk ke dalam jiwa
***
Hujan yang membasahi bumi,
Wangi rerumputan di tanah basah,
Aura mendung yang menyelimuti hari,
Teduh suasana yang menyejukkan hati
***
Aliran darah dalam nadi,
Partikel udara yang menghidupkan nafas,
Setiap detak jantung,
Setiap rasa yang bergejolak dalam hati,
Setiap kecapan rasa di rongga lidah,
Indah dunia yang masih bisa kulihat dengan mata,
Merdu suara yang mengalun di dalam telinga,
Kemampuan untuk berbicara,
Berkah dan rahmat yang tak terhingga
***
Burung-burung yang terbang dan mengatupkan sayap di langit,
Planet yang bergerak mengikuti orbit,
Matahari dan bulan yang beredar menurut perhitungan,
Taburan bintang yang menghiasi gelap langit malam,
Langit yang ditinggikan, diseimbangkan,
Bumi yang dibentangkan untuk setiap makhluk,
Biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya,
Harmonisasi indah semesta alam
***
Cinta itu tak bisa diubah, tak bisa ditiru
Lembaran kebenaran tak terbantahkan,
Terjaga sampai akhir zaman, ayat-ayat yang menggetarkan
Al-Qur’an, Sang penasehat yang berbicara,
Rahmat semesta alam
***
Allah Ar-Rahman… Ar-Rahim…
Sang Maha Pemurah, Maha Penyayang
Cinta itu wujud kemurahan dan kasih sayang Allah
Makna yang sebenarnya, bahasa tak terelakkan, karunia tak terbatas dari Sang Maha Pencipta

Ar-Rahman.. Yang bersemayam di atas ‘Arsy
Mengatur segala kejadian,
Apa yang di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya,
Setiap waktu Dia berada dalam kesibukan

Kasih-Nya tercurah pada setiap makhluk
Manusia, hewan, tumbuhan, dan makhluk  tak terlihat dengan pandangan mata yang terbatas
Tua-muda, besar-kecil, tinggi-pendek, kaya-miskin, yang muslim dan yang kafir
Sang Maha Pemurah, kasih-Nya bersifat universal dan menyeluruh

Ar-Rahim… Rasa sayangnya mengalir deras hanya kepada hamba-Nya yang beriman
Ketenangan yang telah diturunkan ke dalam hati orang-orang mukmin
Menambah keimanan atas keimanan yang telah ada
Bala tentara langit dan bumi, penolong yang dijadikan Allah untuk kaum mukmin

Rasa sayang Allah membawa orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan masuk ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya,
Kasih sayang-Nya menghapuskan segala kesalahan

Sungguh merupakan suatu keuntungan yang besar untuk menjadi mukmin, cinta Allah Swt bisa didapatkan secara utuh. Di dunia bisa menikmati segala keindahan dan kenikmatan alam, di kehidupan setelah kematian, di kehidupan yang kekal abadi, Allah menyambut dengan surga… Wujud cinta-Nya yang tak terbatas.

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam
 

Sumber inspirasi:
Q.S Al-Fathihah (2:1-3)
Q.S Thaha (20:5)
Q.S Ar-Rahman (55:1-13, 29)
Q.S Al-Mulk (67:19)
Q.S Yunus (10:38)
Q.S Al-Fath (48:4-5)
Maher Zain – Open Your Eyes